Senin, 26 Mei 2014

"#Kaidah dalam belanja#
Nasihat terbesar bagi manusia, khususnya kaum wanita, janganlah membeli barang yang tidak dibutuhkan, meskipun murah. Dan wajib bagimu membeli barang yang darurat dibutuhkan, meskipun mahal (Syaikh Ath Thanthawi rahimahullah)"
@almonajjidSyaikh Muhammad Shalih Al Munajjid, pengasuh web IslamQA. - 22/05/2014 (via twitulama) Heeee
(via air-sunyi)(via air-sunyi)

Jalan jalan yang gagal

Alhamdulillahi alla kulli haall


Tadinya berencana untuk rihlah ke Planetarium, TIM Jakarta pusat. Qodarallah, kok ya 2 hari berturut turut dateng kesana, ternyata TIM penuh dengan anak anak yang sedang  study tour. Tiba di Planetarium pukul 09.00 wib, antrian sudah puannnjanggggg, ga mungkin maksain ngantri untuk melihat pertunjukan yang jam 14.30 siang.

Sebenarnya ini bukan pertama kali kami kesini, tapi selalu suka dengan pertunjukkan Planetarium. Membuat kami sebagai manusia merasa sangat kecilllllll di antara alam semesta yang luassssssss. Pastinya manusia juga amat sangat kecilllllll dihadapan Rab nya.

Akhirnya lanjut jalan ke Pasar baru untuk naik Bis City Tour. Eh....kok ya ga ada bisnya.
Ya udah, jalan jalan aja menikmati Jakarta dengan Busway dan Kereta......

Jalan Jalan ke Planetarium naik kereta komuter
Berangkat dari Stasium Klender Baru
  

Harga tiket 2000, biaya kartu 5000 ( nanti biaya kartu dipulangin lagi, buat naik bajaj)   



On Bajaj, dari Stasiun Cikini ke Planetarium 15.000 rupiah  ( kalo mau ngotot bisa 10.rb, tapi turunnya di joroggin, jalan kaki juga bisa itung itung olahraga, deket sih, 800 meteran lah, banyak kulinernya yang terngiang ngiang ada masakan sunda ibu siapa gitu

pintu depan Planetarium, eeeeaaaaa penuhnya pooool











Kecewa

Entah apa lagi ...
Tak mampu berkata..
Tapi sangat merasaaa...



Senin, 19 Mei 2014

BAGAI MENGGENGGAM BARA API


Bagai Menggenggam bara api


Tulisan dari fb :
174. BAGAI MENGGENGGAM BARA API
Rasulullah shallahu alaihi wasalam bersabda:
"Akan datang suatu zaman dimana orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api."
(HR. Tirmidzi)

Hadits ini menggambarkan pada kita tentang masa-masa sulit yang akan dilalui oleh orang-orang yang ingin tetap menegakkan kebenaran dan teguh diatas prinsip hidup para salafus sholeh.
Prinsip untuk tetap meniti jalan kebenaran meskipun terjal dan berbatu.
Prinsip untuk tetap memelihara kejujuran di tengah arus kebohongan dan kepalsuan.
Prinsip untuk tetap memelihara amal kebajikan ditengah gelombang kemaksiatan dan pasang surut keimanan.
Hadits ini juga sebagai petunjuk agar kita lebih siap menerima kejutan-kejutan hidup yang mungkin menyesakkan dada jika kita ingin tetap memegang teguh nilai-nilai kebenaran.
Agar kita tetap kuat menggenggam bara kebenaran itu dan kuat melawan arus kehidupan yang menghanyutkan.
Karena seluruh hidup adalah sandiwara. Diatas taqdir-Nya kita menyusun sebagian besar kisah tentang jalan hidup kita, kemudian menjalaninya dan menutupnya dengan segala jenis ending.
Menjadi pecundang..?
Pengusung sunnah..?
Pemburu surga..?
Atau pemimpin yang masa bodoh..?
Semoga Allah meneguhkan langkah kita diatas manhaj salafussholeh dan menutup hidup kita dengan Husnul Khootimah...
______________________
Madinah 22 Desember 2013

3 kata pertama yang kau lihat adalah yang kau inginkan



3 kata pertama yang kau temukan adalah yang kau inginkan

 
psych2go:
Our psychological state allows us to see only what we want/need/feel to see at a particular time. What are the first three words that you see?

Sudahkah kau temukan kata tersebut : love, beauty, dua

Minggu, 18 Mei 2014

Wanita dan Rumah Perasaan.


Aku ingin kuat

Ini kopas, pingin belajar tentang kekuatan untuk bangkit


Satu dari kelemahan yang ada pada wanita adalah ketidakmampuan sebagian besarnya untuk tidak bisa menahan perasaan kesedihan ketika satu musibah menyelimuti hati mereka.
Bisikan kepedihan tak mampu mereka bendung, duri dihati mereka seolah tak bisa mereka cabut.
Gambaran akan perasaan sedih yang tak mampu terkalahkan pada sebagian besar wanita tergambarkan dari lisan seorang shohabiyah yang sangat ternama, dialah Ummu Athiyah Rodiyallahu Anha yang mengatakan :
" أخذ علينا النبي صلى الله عليه وسلم عند البيعة أن لا ننوح فما وفت منا امرأة غير خمس نسوة "
Ummu Athiyah mengatakan bahwa Rasulullah telah membaiat para wanita untuk tidak meratap (karna kematian) dan tidak ada yang mampu melaksanakannya selain 5 orang wanita.
Subhanallah... Sungguh Ucapan Ummu Athiyah adalah benar yang menggambarkan akan terkalahkannya sebagian wanita dengan perasaan sedih yang menyelimuti jiwa dan perasaannya.
Dan beruntunglah dan berbahagialah ketika wanita itu mampu untuk sedih pada Awal musibah dengan menjaga kesabarannya dan tidak meratap pada awal musibahnya , karna pahala dari musibah akan terasa cuman diawalnya :
" إنما الصبر عند صدمة اﻷولى"
Sesungguhnya kesabaran itu ada pada awal benturan.
Sungguh, Wanita yang memiliki kekuatan Imanlah yang mampu mengalahkan perasaan dan bisikan hatinya.
Adalah wanita ketika berpisah dengan sang kekasih Suami tercinta, terkadang wanita itu hanyut dalam perasaan kerinduan , namun wanita beriman dia akan mengalahkan ombak kerinduan tersebut dan merajut hati dan jiwanya Pada Robb Alam semesta.
Wahai wanita, jangan pernah masukkan dalam rumah perasaanmu Syaithon,
tutup Rapat rapat rumah perasaanmu sebagaimana pesan Rasulullah Kepada Ummu Salamah yang sedang dirundung duka atas meninggalnya sang suami tercinta Abu Salamah dengan nasehat emas Rasulullah :
"أتريدين أن تدخلي الشيطان بيتا أخرجه الله منه"
Apakah engakau Ummu Salamah ingin memasukkan Syaithon dirumah yang Allah telah mengeluarkannya dari rumah tersebut?".
Terus semangat.....
Wanita yang sukses adalah wanita yang didoakan,
dipuji suaminya,
disenangi tetangganya,
dan dihormati oleh teman-temannya.
via Fiqih Wanita Umat TV

BELAJAR TENTANG KEIKHLASAN

Bismillah
Yaa...
Aku ingin belajar mengenai keikhlasan.......
Apakah sebenarnya ikhlas itu.
Secara mudah ikhlas banyak diartikan dengan memberi tanpa mengharap balasan.
Tangan kanan memberi tanpa tangan kiri tahu mengenai kejadian tersebut.
Unconditional love.......
Begitu.......
Mudah ( entah tanda tanya atau tanda seru )

Aku belum tahu.
Aku mau tahu
Tapi yang jelas sepertinya aku belum merasakan hal tersebut. ( jelas, tapi pake sepertinya, perempuan banged ga sihhh)
Mungkinkah seseorang memberi tanpa mengharap kembali ( seperti lagu kasih ibu...kepada beta....tak terhingga sepanjang masa....hanya memberi..tak harap kembali...bagai sang surnya menyinari dunia...: sebentar jum dulu kemasa kecil. Lagu ini selalu dinyanyikan karena menunjukan betapa kasih dan sayang ibu tak terkira luar biasa kepada anaknya.
Aku sangat percaya itu. Tapi kalo dipikir pikir kok lagu ini ada myth nya ya, mendewakan matahari banget...( ha ha ha kebanyakan nonton konspirasi, Yahudi dajjal, Fremansory, atau Mumammadiyah banged karena ada lagu Sang Surya milik Muhammadiyah # lirik # Sang Surya.....telah bersinar......syahadat.....dua melingkar....dst ga apal....

Upsss,balik lagi , beloknya kejauhan.
Tadi tentang ikhlas......
Belajar tentang keikhlasan...
Tentu kata ini abstrak, kata kerja, kata sifat, kata benda ( harus lihat di kamus besar bahasa indonesia KBBI)
Sebagai kata sifat, ikhlas memang sifat kan??
Bahwa sebagai muslim maka kita harus memiliki sifat ikhlas..Ikhlas dalam memberi, ikhlas dalam menerima pemberian apapun itu,
Sepertinya aku ga pandai menjelaskan ikhlas sebagai kata sifat ( ya ya , jangankan menjelaskan , aplikasinya aja belum gimana mau ngomongin hal itu, pembohong itu namanya, ndak ekspert)
Apalagi kalo mau ngomongin ikhlas sebagai kata kerja......?
Yang namanya kata kerja kan kata aktif, berarti ada perbuatan yang dilakukan....
Whaa,,,, tambah mumet aku.

berlanjut....setelah dapet ilmu

trus dapet gambar ini :
Tahapan ikhlas


















PERJALANAN INI SANGAT MELELAHKAN, BIMBING AKU.....

Bismillah

Hari ini Senin 19 Mei 204

Setelah sekian lama memendam seluruh isi kepala, memendam seluruh rasa, biarkan ia mengendap di dalam dada saja.
Ya , mengendap, bukan menguap bersama nafas menuju udara atas.
Ketika semua rasa tak terurai, rasa tersebut tak jelas seperti apa, apakah pahit, apakah manis, apakah asin, atau asam.
Jawabnya tidak tahu....
Tetapi bukan juga rasa tersebut adalah hambar.
Memperhatikan orang orang yang kehilangan, kehilangan apapun, sebesar atau sekecil sekalipun, maka marah menjadi hal pertama yang dirasakan,
Pada saat itu semua rasa menjadi satu, tak tentu
Tak terasa
Tak mengerti....
Akhirnya rasa itu pun menjadi lemah...Akhirnya setelah lelah dengan perjuangan yang dahsyat
Perjuangan untuk memahami tentang apa yang terjadi
Diripun berkata : ok, biarkan semua terjadi....
Aku cuma ingin ada di sudut ini
Bukan..Bukan untuk meratapi
Sama sekali bukan
Hanya ingin menikmati rasa ini.....
Entah rasa ini apa
Tetapi , biarkan aku sendiri......
Memandangi kilasan kilasan kejadian
Kilasan kilasan tawa
Kilasan kilasan air mata
Tetapi itu semua indah dalam pikiranku
Kakiku sudah tak mampu untuk berdiri..
Aku ingin duduk di sudut ini..
Sendiri........














Senin, 12 Mei 2014

The Strangers Al Ghuroba : kembali kepada sunnah

The Stranger Al Ghuroba : kembali kepada sunnah
Hidayah itu menyapa jika kau buka jendela 

Hari ini dapet cerita dari suami sesudah pengajian di Blok M Square. Tema kajian ini adalah " Siapa yang tak suka musik??

Tentu yang dibahas bukan " suka musik". Tapi kisah kisah mantan pemusik yang kembali kepada agama yang hanif ini.... ( siap siap tisue, sampe berderai derai deh)

Ada rasa haru, rasa biru, rasa sedih, rasa senang, gembira, ta'jub,  Subhanallah.......
Apabila hidayah Allah menyapa, maka sebanyak apapun tato ditubuh yang dipunya, ternyata badan yang mirip preman pun bisa jatuh terkulai, tunduk dibawah hidayah Allah Subhanahu Wata'ala.......

Banyak orang yang mengenal band band ini, Banyak anak muda yang menggilai, meng-idolai kepiawaian mereka bermusik, mereka EXIST dengan musik. Mereka happy, mereka main musik. Mereka sedih, mereka main musik. Salah satu Quote yang pernah aku baca , dalam aliran pemusik, apapun yang terjadi, entah senang, entah galau, jadikan kondisi itu bermanfaat ( menjadi produktif) yaitu dengan bermusik --> jadi akan tetap menhasilkan pundi pundi material.

Diantara gemerlapnya hidup, hinggar binggar alunan musik, ternyata ada jiwa yang gersang. Ternyata hidup hanya berputar dan tidak memberikan rasa kenyang. Tidak membasahi jiwa yang kehausan. Ada rasa tidak puas. Ada rasa yang hampa. Ada rasa yang kosong dalam hidup.

Sekencang suara di lontarkan!!!! Sekeras terompet dibunyikan !! Sekuat tenaga menabuh drum!! Ada rasa yang kosong. Jiwa melayang layang tak tentu arah. Kembali , semakin lebih kencang, lebih keras, semakin membuat huru hara guna melampiaskan rasa yang tak menentu........

Tidak puas......tidak puass... dan tidak puas...... Tetapi jiwa semakin lelah... mengejar sesuatu dengan tidak terarah.... Tidak tahu mengejar kepuasan yang seperti bagaimana....

Lemah sudah jiwa dan raga....Hidup ternyata melelahkan....Ketika akhirnya hidayah itu menyapa...Ada rasa haru disana. Tubuh tak mampu berbuat apa apa. Air mata penyesalan mengalir deras...Aku telah salah melangkah selama ini. Aku salah. Semua keasyikan itu, semua kesenangan itu, semua popularitas dan adrenalin yang mengalir itu ternyata tidak nikmat....tidak menyenangkan.. tidak memuaskan

Air mata yang mengalir hangat, meleleh perlahan demi perlahan ....sungguh sangat mendamaikan. Ada pujian lirih tersampaikan....kepada Robb Yang telah mengingatkan, mengisi dengan bait bait Firman Nya, mengingatkan... mendamaikan...menyanyangi..memberikan hidayah Nya kepada seorang manusia yang sedang mencari kebenaran... mencari tujuan hidup...mempertanyakan  " untuk apa aku dihidupkan"


Allahu Akbar....Allahu Akbar telah sesat aku...telah sesat aku... Robbigh firlii....Robbigh firlii....Ya Allah Yang Maha Pengampun... Ampuni aku...Ampuni aku...ampuni kesalahanku.... Hamba Mu telah salah melangkah. HambaMu telah sesat...tiada kata selain ampuni aku ya Allah.....Ampuni aku...

Maka ketika hidayah Nya menyapa, tiada yang dapat menghalanginya....Tangisan ini sangat nikmat.. sangat menyenangkan...sangat mengharukan...Emosi ini mengisi semua sel sel dalam tubuh...mengalir bersama darah keseluruh penjuru jasad ini..sambil berpikir inilah iman.. ada suka..ada gembira..tetapi ada pula penyesalan yang dalam.

Gembira karena Allah maha pemberi hidayah, Allah berikan peringatan dengan kelembutannya, Allah masih sayang pada hamba yang telah banyak berbuat salah..bersyukur telah dipilih oleh Allah ...bersyukur....sangat bersyukur...

Robbanaa laa tuzigh qulubanaa ba'da idh hadaitana.wahablanaa milladunka rohmatan..innaka antal wahhab
Untaian doa ini terus menerus dilafadzkan....sebagai ungkapan rasa syukur bahwa diri telah kembali kepada jalan Allah, sebagai rasa syukur tidak disesatkan, dan sebagai pengharapan untuk terus diistiqomahkan menempuh jalan ini, jangan ambil hidayah yang telah menerangi hati ini, menyejukkan jiwa ini, menenangkan jiwa ini..

Ya Allah jangan palingkan dari kebenaran

Hidayah



The Strangers Al Ghuroba : saat itu kami tidak tahu






ps : gambar dengan label The Strangers  milik https://www.facebook.com/profile.php?id=100008163881042&ref=ts&fref=ts

Kisah diatas bukan berdasar pengakuan  The Strangers.




Surat Lamaran Sederhana : Karena aku juga manusia biasa........

Surat Lamaran Sederhana


Berikut adalah contoh Surat Lamaran Sederhana dari seorang lelaki kepada seorang wanita, Enjoy saja isi dari Surat Lamaran Sederhana tersebut. Nikmati dan hayati maknanya....
Happy Reading........

KeRana diA ManuSia BiasA...

Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu? Jawabannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawaban kerana Allah hinggalah jawaban duniawi.

Tapi ada satu jawaban yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban dari salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah. Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan. Proses pernikahan seperti ini selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat, sebagaimana saya. Satu hal yang pasti, dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami.

Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya. Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya.
Sebenarnya.. ..!!!
Saya ingin tau, kenapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu (benar-benar sibuk).
Saya tidak dapat membantunya mempersiapkan keperluan pernikahan. Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa perkara. Beberapa kali saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That’s all……Kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya.
Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat bercerita -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kami. Pada awalnya kami ingin bercerita tentang banyak hal.

Akhirnya, dapat juga kami ngobrol  berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kami tidur.
“Aku ngak bisa tidur tidur.” Dia memandang saya dengan wajah bersahaja. Saya faham keadaanya ketika ini.
“Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur.”
“Ya.. ya.” Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu yang samar. Kami meneruskan cerita secara berbisik-bisik.
Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami cerita banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendamkan.

“Kenapa kamu memilih dia?” Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari baringnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci meja hiasnya. Dengan bantuan lampu LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya.
Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping envelop kepada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Envelop putih panjang dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ni. Saya melihatnya tanpa mengerti. Eeh…, dia malah ketawa geli hati.
“Buka aja.” Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4, saya melihat warnanya putih. Hehehehehehe. …….

Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula membacanya.Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu………

************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* *******
 

Kepada Yth ………
Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Assalamu’alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama ………… … menginginkan anda ………… … untuk menjadi isteri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan.
Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan isteri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja.
Oleh kerana itu. Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.
Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqarah berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.
Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari sekarang ini.
Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu’alaikum Wr Wb

************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********* ***
Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat ‘lamaran’ yang begitu indah.


Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa.
Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

“Kenapa kamu memilih dia……?”
“Kerana dia manusia biasa…….” Dia menjawab mantap. “Dia sadar bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya.
Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kami kemudian hari. Entah kenapa, justru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku.”
“Maksudnya?”
“Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. betuI tak? Paling tidak…. Aku tau bahawa dia tidak akan frustasi  kalau suatu masa nanti kami jadi miskin.
“Ssttt…….” Saya menutup mulutnya. Khuatir kalu ada yang tau kami belum tidur. Terdiam kami memasang telinga.

Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling berpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.
“Udah tidur. Besok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama.” Kami kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
“Gik…..?”
“Tidur…… Dah malam.” Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia kelihatan cantik besok pagi. Rasa mengantuk saya telah hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini.
Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahawa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah terpahat sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak.
Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi sebuah ‘proses usaha’. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan ‘nama’.
Status diri yang selama ini melekat dan dibanggakan (aku anak orang ini/itu), ditanggalkan.
Ketika segala yang ‘melekat’ pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yang membuat senarionya.
Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap HambaNYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya boleh memohon keridhoan Allah. MemintaNYA mengurniakan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.
Jadi, bagaimana dengan cinta?

Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya.
Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa).

 Syahdu sekali membaca cerita diatas, Ya, sangat manusiawi ( jadi banyaaaak dalam kepala untuk dibicarakan.
Kopas dengan edit sederhana dari  :
http://zarithelda.blogspot.com/search?updated-max=2010-11-18T22:20:00%2B08:00&max-results=7
http://safrony.wordpress.com/2011/03/21/surat-lamaran-nikah-yang-sederhana-tapi-penuh-makna/

Sederhana tapi Penuh makna, karena aku juga manusia biasa




Istriku Tercinta, Aku Mencintaimu......

    
Teguran Sayang untuk Istriku terkasih  






 So Sweett, aku menunggu pelukan darimu.......
( nemu disini....http://safrony.wordpress.com/2011/05/01/diary-seorang-suami-yang-berisi-teguran-halus-kepada-istrinya/)


Istriku tercinta, aku menulis catatan ini sebagai bukti cintaku kepadamu dan keridhaanku menerimamu sebagai istri, aku telah menyerahkan hidupku untukmu. Dalam hatiku berkata, inilah wanita yang bisa menjadi ibu anak-anakku dan cocok menjadi istriku. Inilah mawaddah dan sakinah, inilah raihanah rumahku. Aku bimbing tanganmu bersama-sama mengarungi samudera dengan bahtera rumah tangga, menuju ke pantai yang penuh kedamaian di sisi Ar-Rabb Ar-Rahman. 

Akan tetapi tiba-tiba datang topan badai menghalangi jalan kita, angin bertiup kencang. Kalau kita berdua tidak segera sadar niscaya kita akan kehilangan kendali bahtera dan kita akan tersesat arah. Aku berkata dalam hati: Tidak! Aku tidak akan membiarkan bahtera ini karam. Maka aku pegang erat penaku dan aku buka lembaran kertasku. Lalu aku tulis teguran halus ini dari seorang kekasih kepada kekasihnya.
  • Istriku tercinta, tidakkah engaku ingat pada awal pernikahan kita dahulu engkau adalah lambang kecantikan, kemudian aku tidak mengerti mengapa penampilanmu sampai pada taraf demikian parah, awut-awutan dan tak enak dilihat. Apakah engkau lupa bahwa termasuk salah satu sifat wanita shalihah adalah apabila suaminya memandang kepadanya niscaya akan membuatnya senang.
  • Istriku Sayangku, tidakkah engkau ingat, berulang kali engkau mengungkit-ungkit jasamu kepadaku, menyebut-nyebut kewajiban-kewajiban rumah tangga yang telah engaku lakukan untukku, pelayanan yang telah engkau berikan kepada tamu-tamuku dan dalam melayani kebutuhanku, apakah engakau lupa firman Allah subhanu wa ta’ala:

…يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)”. (QS. Al-Baqarah: 264).

  • Tidakkah engkau ingat duhai kekasihku, berapa kali kita telah saling berjanji pada saat-saat pernikahan bahwa kita akan saling bahu-membahu dalam ketaatan, mengemban dakwah kepada agama Allah, berikrar bahwa kita akan fokus kepada masalah ummat Islam dan medidik anak-anak kita dengan pendidikan Islami, tetapi realitanya kita sibuk mengikuti cerita-cerita, kisah-kisah, pernak-pernik, dan mengejar harta darimanapun sumbernya.
  • Sayangku, tidakkah engkau ingat seringnya engkau menggerutu, tidak qana’ah (puas) menerima rezeki yang telah Allah berikan kepada kita. Haruskah aku menjalani usaha yang haram demi mewujudkan keinginanmu? Apakah engkau sudah lupa kisah wanita yang berkata kepada suaminya:”Bertakwalah engkau kepada Allah dalam memperlakukan kami, sungguh kami bisa sabar menahan lapar namun kami tidak akan sabar menanggung panasnya api naar”.
  • Ingatkah dirimu, betapa sering aku bangun dari tidurku dibagian akhir malam, ternyata aku dapati engkau sedang asyik menonton film dan musik. Bukankah lebih baik engkau berdzikir mengingat Allah dan mengerjakan shalat malam dua rakat sementara manusia sedang lelap tertidur di kegelapan kubur. Atau minimal engkau segera berangkat tidur agar tidak terluput shalat fajar.
  • Sayangku, ingatkah dirimu ketika engku keluar dari rumah tanpa seizinku untuk mengunjungi keluargamu dan ketika engkau masukkan temanmu si Fulanah ke dalam rumahku, padahal aku telah melarangmu memasukkannya ke dalam rumah!Lupakah dirimu bahwa itu merupakan hakku!
  • Kekasihku, ingatkah dirimu ketika keluargaku datang mengunjungiku, demikian pula teman-temanku, namun aku lihat engkau menampilkan wajah muram, berat langkah kakimu dan bermuka masam.
Memang, engkau telah menghidangkan kepada mereka makanan yang lezat dan mengundang selera, akan tetapi semua itu tiada artinya karena muka masammu itu! Bukankah engakau mengetahui sebuah pepatah:”Temuilah aku tetapi jangan beri aku makan!”

Sayangku, aku senantiasa mengatakan kepadamu dengan sepenuh hatiku bahwa aku mencintaimu.
Aku berharap kita bersama-sama dapat meraih ridha Ar-Rahman.
Barangkali aku juga banyak  melakukan kesalahan dan mengabaikan hakmu. Dan barangkali aku tidak menyadari kekuranganku dalam melaksanakan kewajiban terhadapmu dan dalam menjaga perasaanmu.
Aku mohon kepadamu agar membalas risalah ini, silahkan ungkapkan apa yang terbetik dalam benakmu. Bukankah tujuan kita berdua adalah satu. Kita telah menumpang bahtera yang satu dan tujuan kita juga satu. Tujuan kita adalah selalu bersama-sama di dunia dan di akhirat di jannah ‘And. Jangan engkau biarkan angin badai menghantam kita sehingga membuat kita tersesat jalan.


Sumber: Agar Suami Cemburu Padamu, Dr. Najla’ As-Sayyid Nayil, Pustaka At-Tibyan (hal:44-47)

Sabtu, 10 Mei 2014

Pemabuk yang mencintai Allah




Pernahkah anda mendengar nama ABU MIHJAN ATS-TSAQAFY ? Nama aslinya ialah 'Amr bin Habib Ats-Tsaqafi radhiallahu 'anhu, dia termasuk salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Abu Mihjan terkenal sebagai penyair & penunggang kuda yang gagah berani, dia masuk islam pada tahun 9 H.
Abu Mihjan dikenal sebagai pecandu khamr, sebanyak tujuh kali dia pernah menjalani hukum cambuk.
Pada masa pemerintahan Khalifah 'Umar bin Khaththab, Abu Mihjan belum juga jera dari kecanduannya kepada minuman keras tersebut, maka Khalifah 'Umar mengasingkan Abu Mihjan ke sebuah pulau di tengah lautan.
Namun Abu Mihjan melarikan diri dari pulau itu, kemudian Abu Mihjan bertemu dengan pasukan mujahidin yang dipimpin oleh panglima Sa'd bin Abi Waqqash di Al-Qadisiyah yang sedang berjihad melawan pasukan Persia.
Panglima Sa'd mengirim utusan untuk melapor pada Khalifah 'Umar, lalu Khalifah 'Umar memerintahkan agar Abu Mihjan dipenjara. Maka Sa'd memenjarakan Abu Mihjan di Al-Qadisiyah.
Suatu hari peperangan memuncak, Abu Mihjan mendengar kabar tentang peperangan tersebut, lalu ketika itu, Salma –istri Panglima Sa'd- lewat di depan penjara, maka Abu Mihjan meminta Salma untuk melepaskannya serta membiarkannya berjihad, tentu saja Salma tidak mau meluluskan permintaannya.
Tak kehilangan akal, Abu Mihjan bersyair di depan Salma, dalam syairnya dia berkata: "Aku adalah orang yang jauh dari sanak keluarga, aku tidak butuh melarikan diri, biarkanlah aku berjihad, jika aku mati maka kalian akan tenang karena aku tidak merepotkan kalian lagi, namun jika aku selamat, maka aku akan kembali lagi ke penjara ini".
Akhirnya Salma merasa iba kepada Abu Mihjan, Salma melepaskan ikatannya, mengeluarkannya dari penjara, serta meminjamkan kuda & pedang milik Sa'd suaminya, pada waktu itu Sa'd tak mampu pergi ke medan perang karena luka-luka parah yang dideritanya.
Maka pergilah Abu Mihjan ke medan perang, tak ada seorang musuhpun kecuali dia tebas, dia berperang dengan gagah berani & semangat berkobar.
Panglima Sa'd memperhatikan peperangan dari atas menara, dia melihat seorang mujahid yang sangat gagah berani membabat musuh, lalu dia berkata: "Seandainya Abu Mihjan tidak di penjara serta kudaku tidak diikat, niscaya akan kukatakan bahwa itu adalah Abu Mihjan yang menunggangi kudaku."
Perang tersebut dimenangkan oleh kaum muslimin, Abu Mihjan selamat, dia menepati janjinya, mengembalikan kuda & pedang serta kembali ke penjara untuk diikat & dikurung.
Salma menceritakan kejadian sesungguhnya kepada Sa'd suaminya, Sa'd sangat takjub dengan apa yang dilakukan oleh Abu Mihjan, lalu Sa'd menemui Abu Mihjan dan berkata: "Demi Allah, setelah hari ini, aku tak akan mencambukmu lagi jika engkau meminum khamr!".
Abu Mihjan berkata: "Demi Allah, setelah hari ini aku tidak akan minum khamr lagi, aku meninggalkan khamr bukan karena takut cambukan."
(selesai)
***
Saudaraku …
Lihatlah bagaimana rasa cinta kepada Allah memancar dari hati Abu Mihjan …
Kecintaannya kepada Allah telah mengalahkan segalanya: dia pergi berjihad, rela gugur di jalan Allah, atau selamat dengan kembali ke penjara …
Bukan hanya itu, kecintaannya kepada Allah telah mendorongnya untuk meninggalkan minum khamr, padahal dia adalah seorang pecandu …
Ternyata … cinta kepada Allah telah mengalahkan segalanya …
Bagaimana dengan kita, saudaraku?
Sudahkah kita mencintai Allah dengan sebenar-benarnya?
***
ADAPUN FAIDAH YANG DAPAT DIPETIK DARI KISAH ABU MIHJAN :
1. Allah maha pengampun & menerima taubat orang-orang yang mau bertaubat, serta memudahkan bagi mereka jalan kebaikan.
2. Definisi "Shahabat Rasul" shallallahu 'alaihi wa sallam adalah: "Orang yang berjumpa dengan beliau semasa hidupnya –walaupun hanya sebentar-, dan beriman kepada beliau.
- Abu Mihjan adalah seorang shahabat, walaupun dia berbuat maksiat, karena setiap manusia pasti punya kesalahan.
- Adapun orang yang berjumpa beliau tapi tidak beriman kepada beliau, dia tidak dinamakan dengan "Shahabat beliau", seperti Abu Jahal misalnya, atau seperti Abdullah bin Ubay bin Salul gembongnya kaum munafiq, mereka bukan shahabat.
3. Keimanan "Shahabat Rasul" shallallahu 'alaihi wa sallam berbeda-beda & bertingkat-tingkat, tidak sama antara keimanan Abu Bakr dengan keimanan Abu Mihjan.
4. Ahli bid'ah lebih disukai oleh setan daripada Ahli maksiat, karena Ahli maksiat sadar apa yang dilakukannya adalah salah, sementara Ahli bid'ah tidak pernah merasa salah, bahkan selalu memandang baik apa yang diperbuatnya dengan alas an "bid'ah hasanah".
5. Kecintaan Abu Mihjan kepada Allah, walaupun keadaannya terikat & dikurung di dalam penjara, namun tidak menyurutkan semangatnya untuk berjihad yang merupakan ibadah agung.
6. Abu Mihjan tidak berputus asa dari rahmat Allah, walaupun dia sadari bahwa dia bermaksiat kepada Allah dengan minum khamr, tapi tidak menghalanginya untuk berharap kasih sayang Allah, bahkan dia berharap untuk mati syahid.
7. Tajamnya pandangan Sa'd bin Abi Waqqash yang melihat betapa besarnya kecintaan Abu Mihjan kepada Allah, sehingga dia bersumpah tak akan lagi mencambuk Abu Mihjan walaupun minum khamr, hal itu terbukti dengan ucapan Abu Mihjan yang bersumpah tak akan lagi minum khamr, dia melakukannya bukan karena takut dicambuk. Itupun dia buktikan dengan perbuatannya yang sejak saat itu tak pernah lagi minum khamr.
8. Kecerdasan Salma -istri Sa'd bin Abi Waqqash- yang dapat bertindak tepat pada waktu yang tepat, dan perbuatannya sama sekali bukan merupakan pengkhianatan, namun hasil dari ijtihadnya pada waktu itu yang melihat kesungguhan Abu Mihjan untuk berjihad.
9. Ada yang ingin menambahkan faidah lain yang dapat dipetik dari kisah ini?
***
Referensi:
(1) "Usud Al-Ghaabah fi Ma'rifati Ash-Shahaabah" 5/276-278 ;
(2) "Al-Ishaabah fi Tamyiiz Ash-Shahaabah" 7/298-303 ;
(3) "Taarikh Al-Islaam" 3/300-302 ;
(4) Ath-Thabaqaat Al-Kubraa" 6/52 ;
(5) "Al-Istii'aab fi Ma'rifati Al-Ashhaab" 4/1746-1751 ;
(6) "Al-A'laam" 5/76-77 .
*** 

Akhwat sejati idaman Ikhwan



Alkisah, seorang santri putra sedang bersegera menemui Ustadznya.
Dia bertanya pada sang Ustadz, "Ustadz, tolong ceritakan kepadaku tentang akhwat sejati.."
Sang Ustadz pun tersenyum teduh dan menjawab:
"Akhi, akhwat sejati dilihat tidak semata dari sekedar jilbabnya ataupun jubahnya yang lebar, tetapi juga dari bagaimana ia menjaga pandangan mata (ghadhul bashar), sikap, akhlak, kehormatan dan kemurnian agamanya..
Akhwat sejati tidak dinilai dari kelembutan suaranya semata, tetapi dari lantangnya ia mengatakan kebenaran di hadapan lelaki yang bukan mahramnya, sekalipun kebenaran itu mungkin menyakiti perasaannya sendiri.
Ia, akhwat sejati, tidak bisa kau nilai dari berapa banyak sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya dengan anak-anaknya, keluarga dekatnya, para tetangga, serta orang-orang di sekitarnya.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia pintar berhias dan memasak masakan yang lezat, tapi bagaimana ia bisa faham dan mengerti selera dan variasi makan keluarganya dan mengerti bagaimana berpenampilan menarik di hadapan suami
Kecerdasan akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa cepat ia meraih gelar sarjana, namun dari kemampuannya mengatur finansial keluarga dan selalu merasa cukup (qonaah) dengan segala pemberian dari sang suami di saat lapang maupun di saat sempit.Jangan pernah kau menilai kecantikan sang akhwat hanya dari wajahnya yang cantik atau penampilan luarnya yang menarik.
Kecantikan akhwat sejati bisa kau lihat dari bagaimana ia tersenyum tulus pada orang-orang yang ia cintai tanpa sebuah pemaksaan.
Komitmen sang akhwat sejati tidak bisa dinilai dari berapa banyak ia menolak lelaki yang mencoba berta’aruf kepadanya, tetapi dari seberapa komitmennya untuk mengatakan,Tidak ada kata CINTA sebelum menikah.
Ingatlah akhi, kekuatan akhwat sejati bukanlah dilihat dari jumlah sabuk hitam yang melingkar di pinggangnya, bukan pula prestasi olahraganya.
Kekuatan akhwat sejati dilihat dari sabarnya ia menghadapi lika-liku kehidupan dunia.
Pemahaman akhwat sejati tentang Al Quran dilihat tidak hanya dari dari berapa banyak ia hafal Al-Quran, tapi lebih kepada pengamalan atas apa yang ia baca dan hafalkan dalam Al Quran dalam kehidupan sehari-harinya."
Jawaban dari sang Ustadz perlahan ia cerna, namun jawaban itu ternyata belum memuaskan rasa ingin tahunya, sehingga sang murid kembali bertanya,
"Ustadz, adakah akhwat yang dapat memenuhi kriteria seperti itu?".
Sang Ustadz yang paham akan rasa ingin tahu muridnya kembali tersenyum teduh dan berkata,
"Akhi, Akhwat-akhwat seperti itu memang ada, tapi amatlah langka.
Sekalipun ada, biasanya mereka memiliki karakter khas atau ciri-ciri antara lain;
Mereka sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta tidak lepas dari memberikan kebaikan, setidaknya pada lingkungannya sendiri.
Ia tidak ingin dikenal, kecuali diminta atau didesak oleh masyarakat sekitarnya.
Ia berasal dari keturunan orang-orang yang shalih atau shalihat, berasal dari lingkungan yang sangat terpelihara, punya amal ibadah harian, mingguan dan bulanan lebih dari orang-orang kebanyakan.
Hidupnya sederhana namun tetap menarik dan bermanfaat buat orang lain, dikenal sebagai tetangga yang baik hati.
Berbakti terhadap orang tua, hormat kepada yang lebih tua dan sayang terhadap yang lebih muda, disiplin dengan sholat wajibnya, sering berpuasa sunnah dan qiyamullail, dan bisa jadi amalan ibadah terbaiknya disembunyikan dari mata orang-orang yang mengenalnya.
Ia rajin berdzikir dan beristighfar, rajin mendoakan saudara-saudaranya terutama yang sedang dalam keadaan kesulitan atau sedang terdzalimi secara nyata ataupun tersembunyi.
Ia, akhwat sejati, rajin bersilaturahmi dan senantiasa berdedikasi dalam menuntut ilmu.
Akhwat sejati, ia senantiasa menambah dan memperbaiki ilmunya dan menyampaikan semua ilmu yang ia ketahui setelah terlebih dahulu ia mengamalkannya, rajin membaca atau menghafal Al Quran atau hadits dan buku-buku yang bermanfaat, pintar atau kuat hafalannya, sangat selektif soal makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Akhwat sejati memiliki perhatian terhadap kebersihan dan sangat disiplin bila bersangkutan dengan bersuci.
Ia terjaga dan senantiasa menjaga diri dari berdua-duaan, tidak memiliki kesenangan terhadap bergunjing pada orang lain.
Bagi akhwat sejati, menjaga pikiran, lisan dan semua perbuatan sehingga terjauhkan dari perbuatan yang sia-sia adalah sebuah kewajiban.
Ia senantiasa menerima keadaan dan pasrah, serta menjaga hatinya dari bersedih hati yang terlarut-larut.
Akhwat sejati pandai menghibur dan pandai menutupi aib atau kekurangan dirinya dan orang-orang yang ia kenal, mudah memaafkan kesalahan atau kekeliruan orang lain tanpa diminta dan tanpa dendam, ringan tangan untuk membantu sesama, mudah berinfaq, ikhlas, jauh dari riya, takabur, dan sifat-sifat tercela."
Jawaban dari sang Ustadz ternyata masih menyisakan rasa penasaran sang murid, sehingga bertanyalah lagi dia kepada Ustadz. “Ustadz, adakah cara untuk mendapatkannya?
Atau setidak-tidaknya bisa mendapatkan seorang akhwat yang mendekati profil akhwat sejati?
Sang Ustadz pun dengan bijak segera menjawabnya:
“Ada, jika antum ingin mendapatkan akhwat sejati dan benar-benar shalihah sebagai teman hidup maka SHALIHKAN DAHULU DIRIMU!!
karena Insya Allah akhwat yang shalihah adalah pada dasarnya juga untuk ikhwan yang shalih...“
Copas dari Yun Ihza

Jalan semut

5 years old : bun aku mau bikin jalan semut ya
.Bunda   : ok deh
Dan hasilnya sepanjang kamar adalah jalan semut yang panjang antar kota antar kamar
Hmmmmmm. ya deh anak pintar

Taman mini Indonesia Indah

Kamis, 08 Mei 2014

Niqoberella

niqobis


niqoberela

Hidup Bersama Seorang Lanjut Usia


Hidup Bersama Seorang Lanjut Usia


Hari ini mendapat pelajaran dari teman, mengenai kehidupannya. Kehidupan yang telah dilaluinya selama hampir kurang 7-8 tahun ini. Kehidupan yang menurutnya memerlukan ekstra kesabaran, ekstra kasih sayang, dan ekstra dukungan.

Ya, teman tercintaku ini hidup bersama seorang lanjut usia. Dalam kehidupan rumahtangga yang sedang ia bangun, terseliplah seorang lanjut usia yang sang kawan  berkewajiban untuk merawatnya.  Seorang lanjut usia ini sudah berumur tujuh puluh tahunan. Beliau telah melewati banyak masa dan kejadian di masa lalu ( bisa jadi beliau ketemu masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang di Indonesia).

Dan memang tidak mudah untuk merawat seorang lanjut usia dalam kehidupan rumahtangga yang baru mulai dibangun. Disaat pasangan baru menikah sedang berusaha untuk memahami karakter masing masing pasangan, sedang berusaha memahami bagaimana membesarkan seorang anak, tetapi disisi lain juga memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua.

Tentu ada rasa cemburu, rasa lelah, rasa yang mungkin tidak bisa digambarkan dengan kata kata selain tumpahan air mata.
Ya..ya.. sangat manusia.

Semoga Allah Subhanahu Wata'ala mencurahkan kesabaran kepadamu, memberikan keringanan untukmu melangkah, memudahkanmu untuk dapat selalu tersenyum ceria. Ingatlah, betapa karunia Allah diberikan kepadamu karena engkau masih diberi kesempatan untuk berbakti kepada orang tua. Birrul walidain.

Insya Allah birrul walidain akan memberimu satu tiket kesurga. Tidak semua orang memiliki kesempatan ini, sahabatku sayang.

Semoga diberikan kesabaran.
Shabar digantikan dengan pahala

Ibu, hafalan Qur'anku hilang.....



Ibu, hafalan Qur'anku hilang....

Tadi dapet cerita dari teman deket. Dia cerita tentang anaknya yang di Pondok Pesantren Solo. Lupa namanya, dipinggir jalan besar denkat UNS ( ya iyalah dipinggir jalan besar, kalo di tengah jalan, ketabrak buu)
Anak laki lakinya sedang dalam tahap usia akil balig. Dia bercerita bahwa,

" ibu, hapalan Qur'anku  hilang

ohh, kenapa nak? ga biasa biasanya kan hafalan Qur'an mu jadi hilang ??

" iya, karena  aku sedang suka sama anak perempuan."

Ohhhhh..... deggg dalam pikiranku. Antara melayang, tersanjung, dan kaget!!!!??? Kok mirip sama kisah .....siapa ya, yang menyampaikan keluhan pada gurunya bahwa " aku sulit menghapal dan hafalanku hilang karena melihat betis yang tersingkap... ( perlu dilihat lagi cerita ini, lupa lupa ingat)

Jadi berpikir bahwa :
1. Ini kejadian saat ini, bahwa anak akil balig mengeluhkan  hafalan Qur'an hilang karena melihat gadis cantik.
2. Kejadian ini ternyata bukan di abad ini saja, jaman dahulu juga ada yang mengalaminya.
3. Begitu dahsyatnya sosok dan gambaran seorang wanita, sampai bisa membuat  hafalan Qur'an hilang .
4. Peringatan kepada wanita untuk selalu menjaga auratnya sehingga tidak membuat laki laki menjadi terhasut ( wanita usia baliq )

Jadi inget anak anak bujangku, semoga ketika mereka akil baliq mereka mau bercerita kepadaku tentang apa yang sedang menjadi kerisauan hatinya.

(gambar dari tumblr)

Senin, 05 Mei 2014

Rintik Hujan......











Pingin nyelametin gambar gambar yang deras rinai hujannya. In my deep inside my heart hujan selalu menyenangkan, membuat dingin, nyaman, dan orang ga akan tahu kalo aku sedang nangis bombay, ha ha ha













" rain true relief the pain, it swept your tears away "




Hujan mengingatku pad usia 5, 6 tahunan jaman dahuuuuluu kala. Aku tinggal di sebuah desa di Bangun Harjo, Sewon , Bantul di Jogjakarta tercinta, Indonesia Raya.
Pada waktu itu, aku tinggal dirumah yang luassssss sekali. Rumah dengan 3 buah joglo yang dijadikan satu. Joglo depan adalah ruang tamu.
Joglo tengah adalah ruang keluarga dengan kamar kamar tidur. Joglo belakang adalah ruang makan dan ada dapur terpisah dibelakang.

Ughhhhh, dapurku, dalam bahasa Jawa disebut Pawon. Kami memakai tungku kayu atau keren ( bukan keren, tapi e pepet).Setiap pagi dan sore ibuku masak di dapur ini. Dan aku tentu saja membantu ( membantu matiin apinya, ha ha ha, maksudnya sih niup niup api, trus nambahin kayu yang baru, tapi ndilalah selalu membuat tungkunya malah mati ??) Kalo dah gitu, simbok langsung ambil semprong ( bambu kecil untuk niup api), wush wush nyalaaa deh kerennya, duh duh duh hal kecil aja malah ngerepotin yaaaa...
Indahnya masa kecilllllllku, Robbbighfirliiii waliwalidayya warhamhumaa kamaa robbayani soghiroo.......

Ibuku eh simbok biasanya masak sayur sop atau di Jawa namanya " jangan bening", tempe goreng rit, sambel. Itu makanan udah uueennaakkk banget. 'Jangan bening " ini seperti sayur sop bening. Wortel rebus kecil kecil, daun kol/ kubis, daun bawang/ loncang sledri, garam gula ( gula selalu ada dalam semuaaa masakan, dominan manis, makanya aku juga jadi anak yang manis muah muahh). Begitu mateng, taburin bawang merah bawang putih yang udah diroreng, uhhhh enak.
Terus temennya tempe goreng daun yang segitiga, di garit garit , celup ke bawang putih dan garem yang diuleg, goreng garing.....yummm
Sambel jangan lupa.
Tapi ini hanya makanan masa lalu. Aku ga bisa masak yang kayak gini, Meskipun simpel tapi tenyata aku ga bisa. Dan tempe sekarang beda dengan yang dulu.Atau mungkin tempe Jakarta asem dan bulir bulir kedelainya beda dengan tempe kampung.

Ya, aku kangen dengan rasa itu, rasa amann, kenyang, tenang.......atau mungkin karena aku anak anak jadi yang nyamannnn terus, beda dong dengan jadi dewasa ( jadi tua maksudnya...)

Balik lagi ke rumah Di ruang tengah, pusat area konsolidasi kehidupan bermasyarakat, adalah ruang yang luasss, hanya disekat dengan tabir ( kiswah??) kami menyebutnya...... lupa, saking jadulnya. Diruang ini ada 4 buah soko/ tonggak / tiang penyangga. Dimalam hari disini tempat berkumpul untuk membuat es lilis, dengan aroma frombosen, warnanya merah kayak wedang secang. Hmmm wangi frambosen. Yang besar besar asyik masukkin es ke dalam plastik, sedangkan aku akan melubangi plastik dengan gigi dan kemudian berkata ya.... plastike bolong, ha ha ha ha . Dulu senenggg sekali bisa usil seperti itu. Kebayang kalo itu adalah aku, dan yang usil adalah anak anakku.???!!! Kok dulu aku ga dimarahin ya, usil begitu ??tanya kenapa?

Dulu, di ruangan ini banyak pintunya. Ada pintu keluar dengan daun pintu yang tinggi dan besar. Jendela jendela kayu. Hmmm nikmatnya. Lebih nikmat lagi kalo hujan. Hujan jaman dulu menurutku beda dengan hujan jaman sekarang. Hujan jaman dulu lebih dingin, enak, ga bikin sakit, dannnn rumahku bocor di sana sini. Banyak ember dan kaleng untuk nadahin hujan. Enak, bunyinya ritmik, tek tek tek tek, ... ning ning ning ...tes tes tes tes....seru.....ohhh kangennn.














To The Point aja!!!!!!!!!






Mengingatkan pada diri sendiri, inget , Begini caranya ngadepin laki laki :

 " Sebaiknya wanita langsung saja berkata mengenai apa maunya…karena seringkali wanita meminta suaminya menjadi ibarat "mind-reader" atau "demand-guesser"…yang artinya wanita meminta suaminya tahu dan bisa menebak dengan pasti apa maunya; perasaannya; kenapa dia jadi ngambek dan lain sebagainya. "

Padahal, sadar tidak ya…kalau kebanyakan antena suami itu lemah lagi pendek dalam menangkap sinyal yang begituan. Walhasil proses decoding/ menterjemahkan sandi yang terdapat dalam sinyal tersebut kurang berjalan mulus atau bahkan gagal sama sekali. Lha, nanti kalau mendapati suaminya tidak bisa seperti yang dia harapkan, malah si wanita ini jadi tambah uring-uringan; kesal; jengkel; sebel; ngambek. Betul atau benar?


 
 
 https://www.facebook.com/ummuyazid.fa?fref=ts


Pernikahan itu.......





Pernikahan itu sesuatu yang aku belum pahami.....
Pernikahan itu pada mulanya adalah menyatukan dua kepala yang berbeda
Sedangkan dua kepala ini berawal dan berasal dari dunia yang berbeda
Dunia ku tidak sama dengan duanianya
Bahasa dalam duniaku berbeda dengan bahasa dunianya
Dalam duniaku, diam bermakan " beri aku waktu untuk memikirkannya....
Beri aku dorongan untuk melihat seperti apa pilihan jalan keluar dari masalah yang ada
Diam berarti " i need help to figure it...."
Then mari kita bicara...
Dalam dunia ngomel lebih baik, karena akan terlihat apa yang ada dalam pikiranku
Terlihat bagaimana aku memandang suatu masalah
Maka kemudian akan bisa kau beri masukan, kau luruskan, kau sempurnakan
Terkadang kami memang butuh waktu untuk berlatih adu pendapat
Kami perlu untuk mengasah kemampuan berpikir sehingga lebih bijak dalam melangkah
Yaa, kami memang besar dengan pola yang berperasaan....
Ketika rasa itu membuat kami bersedih,
Ketika rasa itu mendominasi untuk berpikir,,,
Ketika rasa itu kemudian membuat kami memilih...
Kami perlu sesuatu untuk menjadi tambatan...
Kami ingin berpengangan terhadap sesuatu yang kokoh...
Kami ingin kekuatan..
Kami ingin terlindung

Tentunya ini sama sekali berbeda dengan kalian
Atau mungkin malah memberikan ruang bagi kalian untuk berarti pada kami
Menjadi penopang..
Atau kemudian malah akhirnya kami yang lebih kuat untuk berjalan, karena kami memaksa diri untuk harus kuat bertahan, harus sampai di ujung jalan dengan tetap hidup..
Menepis keraguan atas kemampuan diri untuk selamat
Pada akhirnya...

Sungguh, ada semua rasa di dalam ruang dada yang sempit
Ada semua cerita yang bisa tertampung
Dang sungguh, kami sangat suka untuk disapa, mari.... ambil  tanganku, aku bantu melewatinya

Minggu, 04 Mei 2014

Ketika harus memilih......






H ehe hehehe sepertinya edisi melowww

nourelhousna:

“The first step in knowledge is to listen, then to be quiet and attentive, then to preserve it, then to put it into practice and then to spread it.”
Sufyan bin ‘Uyainah
“The first step in knowledge is to listen, then to be quiet and attentive, then to preserve it, then to put it into practice and then to spread it.”
Sufyan bin ‘Uyainah
http://wannuramira.tumblr.com/page/4