Kamis, 01 Mei 2014
Eksentriknya Kaum Adam
Berawal dari kesadaran ternyata aku lebih banyak dikelilingi kaum maskulin dirumah ( dirumah lhooo, secara rumahku istanaku)
jadi aku merasa lho kok ternyata laki laki itu beda banget ya dengan perempuan. Swaktu aku SD kelas 1, 2, 3 aku sudah bisa belajar sendiri, ga pake ditemenin orang, tapi my sons (pake s, lebih dari 1) Subhanallah......... antara ngelus dada atau ngelus wudel?????
aku mau paham tentang anak laki laki. biar ga terlalu berotot urat leher nyuruh belajar,
Aku paham dan yakin bahwa tiap anak punya potensi masing masing.
My I (9 thn) pingin jadi dokter. Ya nak, bunda dukung, support, fasilitasi, Bunda mau dan suka kamu jadi dokter muslim ( seperti dr Rahaenu Bahrain, dr Syafig, yang salaf, mengembalikan Islam kepada tauhid, dan mengobati pasien ). Itu cita cita yang bagus, sungguh mulia, Bunda doakan semoga tercapai cita citamu nak.....
My A (8 thn) mau jadi pilot. Tapi belajarnya duh duh duh........matematik 4 tapi bahasa arab dan Inggris 9. Ha ha ha gimana coba?????
My Lovely (5 th) still cutest, energizing,
Jadi, laki laki yang tidak aku pahami dunia nya, Bunda mau belajar dulu menyelami duniamu. Here i am........
https://www.facebook.com/ummuyazid.fa?fref=ts
Pesbuk Fatihdaya Khoiriani
# Kaum Adam dan Kaum Hawa [Sedikit Solusi Bagi Pasutri Terkait Perbedaan Dasar Antara Pria dan Wanita] #
Pernikahan melebur 2 individu yang banyak bertolak belakang menjadi satu, mencakup perbedaan karakteristik terpaut gender antara pria dan wanita, kepribadian, latar belakang, pola asuh, minat, hobi dan lain-lain. Jika masing-masing pihak tidak dapat memahami karakteristik pasangannya dan kurang mampu bersikap bijak terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, maka konflik akibat benturan lintas gender yang kompleks pun sangat mungkin akan terjadi. Untuk itulah diperlukan adanya jalinan komunikasi yang terbuka dan efektif di antara dua belah pihak, yang terbangun dari sikap pengertian, pemahaman, penghargaan terhadap masing-masing pihak agar tercipta harmonisasi dalam hubungan suami istri.
Disharmoni pasutri akibat ketidakpahaman perbedaan alamiah antara pria dan wanita bisa melanda pasangan manapun, kendati keduanya merasa banyak memiliki kecocokan dari berbagai macam sudut pandang yang ada di awal pernikahan mereka berdua. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui perbedaan dasar kodrati antara pria dan wanita.
► 1. PERBEDAAN STRUKTURAL OTAK PRIA DAN WANITA
Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui berbagai macam hikmah di balik segala penciptaan-Nya. Begitupula ketika Allah menciptakan dua insan yang berbeda namun saling melengkapi, karena masing-masing prototype bawaan ini memang diciptakan untuk disesuaikan dengan tugas, fungsi, kedudukan wanita dan pria dalam kehidupannya.
*--* Fakta 1:
Otak wanita memiliki corpus callosum, yaitu sekelompok saraf yang menghubungkan otak belahan kanan dan belahan kiri, yang lebih besar. Jalinan ini, yang menghasilkan adanya jalur komunikasi antara dua belahan, 25% lebih kecil pada pria. Artinya, pria tidak mudah menghubungkan perasaan dan pikiran seperti wanita. Dari keadaan demikian, pria lebih cenderung logis dalam bertindak karena otak mereka tercetak untuk memiliki sedikit hubungan antara pikiran dan perasaan. Beda halnya dengan wanita, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa wanita cenderung menggunakan perasaan ketika berpikir dan bertindak. Justru karena koneksi hubungan otak inilah yang memungkinkan wanita mengerjakan multitugas, di mana wanita dapat mendengar sekaligus berpikir, mengingat, merasa, dan merencanakan secara bersamaan.
SOLUSI bagi suami : Hargailah perasaan istri dan bersikaplah bijak mengahadapinya. Dalam bahasa kaum Adam, ungkapan “lupakan saja”, “jangan dimbil pusing”, “tidak usah dipikirkan” dan semacamnya terdengar bersahabat dan menenangkan di telinga orang yang sedang mengadukan masalah kepada pria, tapi tidak bagi kaum hawa. Wanita akan merasa pria tidak mengerti dan menghargai perasaannya ketika wanita sedang mencurahkan perasaannya, kekhawatirannya, dan unek-uneknya jika sang pria mengucap kata-kata seperti itu. Maka yang harus dilakukan suami, belajarlah bersikap empati, menjadi pendengar yang baik, tunjukkan bahwa engkau memahami sudut pandangnya, mengerti ucapannya, dan menghargai perasaannya. Tak lupa pula, berikanlah seulas senyum empati di hadapan istrimu. Apa yang kau lakukan tadi sudah cukup untuk lebih membuat istrimu mencintai dirimu, karena pada dasarnya wanita ingin dimengerti dan dihargai .
SOLUSI bagi istri : Hargai sudut pandang lelaki, berbaik sangka terhadap keputusan dan tindak-tanduknya, bersikap bijaklah untuk mengutarakan perasaanmu jika kau anggap seorang suami kurang mengerti dan menghargai perasaan seorang wanita. Seringkali wanita berkata bahwa lelaki terlalu kejam…egosentris karena tidak mengerti perasaan wanita, maka sekaranglah saatnya kau juga harus menghormati keputusan suami, karena logika mereka lebih dominan daripada perasaannya>>dengan catatan: sang suami berpikir, menimbang, memutuskan perkara, serta bertindak dengan syari’at yang benar, dan menggunakan logika yang bijak bukan hanya menuruti egosentris kelelakiannya saja.
Sebaiknya wanita langsung saja berkata mengenai apa maunya…karena seringkali wanita meminta suaminya menjadi ibarat "mind-reader" atau "demand-guesser"…yang artinya wanita meminta suaminya tahu dan bisa menebak dengan pasti apa maunya; perasaannya; kenapa dia jadi ngambek dan lain sebagainya.
Padahal, sadar tidak ya…kalau kebanyakan antena suami itu lemah lagi pendek dalam menangkap sinyal yang begituan. Walhasil proses decoding/ menterjemahkan sandi yang terdapat dalam sinyal tersebut kurang berjalan mulus atau bahkan gagal sama sekali. Lha, nanti kalau mendapati suaminya tidak bisa seperti yang dia harapkan, malah si wanita ini jadi tambah uring-uringan; kesal; jengkel; sebel; ngambek. Betul atau benar?
*--* Fakta 2:
Otak pria sangat terspesialisasi, yaitu menggunakan bagian tertentu dari satu belahan untuk melakukan suatu pekerjaan. Untuk itulah pria cenderung melakukan segala sesuatunya satu persatu, baik dalam otak maupun dalam hidup mereka.
SOLUSI bagi istri :
Andaikata istri sudah mengerti bahwa suaminya hanya dapat menyelesaikan satu pekerjaan dalam satu waktu dan suami perlu memusatkan pikirannya kepada tugasnya itu, jangan terlalu berang dengan sikap suami yang kadang terlupa terhadap kebutuhanmu. Karena mungkin ia sedang berpikir sesuatu yang menguras pikirannya sehingga ia terlupa.
SOLUSI bagi suami:
Bersabarlah dengan tabiat istri yang terkadang dianggap “mempersulit” dan memperuwet suatu perkara, karena wanita memang memiliki kecenderungan berusaha menghubungkan titik-titik dalam “maze” pikirannya terlebih dahulu.
*--* Fakta 3:
Otak pria memiliki 6,5 kali zat abu-abu yang lebih banyak daripada wanita. Sedangkan wanita memiliki hampir 10 kali zat putih dibandingkan pria. Pusat pemrosesan informasi terletak pada zat abu-abu. Koneksi di antara pusat pemrosesan ini terdiri atas zat putih. Akibat yang ada, lelaki cenderung lebih berkompeten dengan tugas yang melibatkan prosesing lokal zat abu-abu seperti matematika. Sedangkan wanita lebih mahir dalam mengintegrasikan dan mengasimilasikan informasi dari area zat abu-abu, yang diperlukan dalam keterampilan bahasa. Otak wanita sibuk mengaitkan sesuatu. Semakin wanita peduli terhadap sesuatu, semakin dia menghubungkan hal tersebut dengan hal lain yang ada dalam otaknya.
Dikarenakan keadaan struktur otak yang berbeda inilah, lelaki cenderung lebih banyak diam daripada wanita, kecuali jika hal yang ia bicarakan itu memang menjadi minatnya. Bukan berarti mereka tidak peduli, tapi karena memang bukan hal yang mudah bagi mereka untuk mengucapkan banyak kata yang mewakili pemikiran dan perasaan mereka sebagaimana wanita yang lebih piawai dalam merangkai selaksa kata sejuta makna. Wanita memiliki kecenderungan lebih verbal daripada pria. Penelitian Brizendine membuktikan bahwa perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata sehari, sedangkan pria hanya 7.000 kata.
“Intinya apa sih?!” adalah perkataan umum dari pria terhadap wanita. Wanita berbicara dengan menggunakan perkataan tak langsung, “she hints at what she wants”, atau muter-muter kalo berbicara. Indirect speech ini adalah keahlian khusus para wanita dan dimaksudkan untuk membangun relationship dengan menghindarkan konfrontasi atau ketidaksepahaman frontal.
Sementara itu, kalimat pria cenderung pendek, langsung, berorientasi solusi dan to the point, memiliki kosakata lebih luas dan dibumbui dengan banyak fakta.
*--* Fakta 4:
IPL (inferior parietal lobule) merupakan bagian di kedua sisi otak, yang letaknya di atas telinga. Ukuran IPL berkorelasi dengan kemampuan matematis, persepsi waktu dan kecepatan serta kemampuan memutar figure tiga dimensi. IPL kiri berhubungan dengan pikiran linear , rasional, logis. IPL kanan berhubungan dengan emosional, perasa, dan intuitif. IPL yang lebih dominan pada pria adalah IPL kiri, sedangkan IPL dominan wanita adalah bagian kanan. Dominasi IPL bagian kiri pada pria menyebabkan pria menyadari betul waktu yang dihabiskan wanita ketika sedang berbicara. Oleh karena itu pria seringkali mendesak wanita agar cepat menyampaikan pokok permasalahan. Pendesakan ini bukan berarti pria tidak peduli, tapi karena justru itulah bentuk kepedulian ala mereka yang ingin segera memecahkan masalah yang sedang disampaikan oleh wanita.
► 2. PERBEDAAN KEBUTUHAN EMOSIONAL PRIMER PADA PRIA DAN WANITA
WANITA membutuhkan:
1. Perhatian
2. Pengertian
3. Rasa Hormat
4. KESETIAAN
5. Penegasan
6. Jaminan
PRIA membutuhkan:
1. Kepercayaan
2. Penerimaan
3. Penghargaan
4. Kekaguman
5. Persetujuan
6. Dorongan
Kebutuhan primer harus lebih dulu dipenuhi sebelum orang sanggup sepenuhnya menerima dan menghargai jenis-jenis cinta lainnya.
1. Saat pria memperlihatkan kepeduliannya, menaruh minat yang mendalam pada perasaan-perasaan wanita, si wanita akan merasa dicinta dan diperhatikan. Karena sang wanita merasa dirinya dicinta, tentu saja wanita akan semakin mempercayainya. Rasa percaya ini mendorong wanita semakin bersikap terbuka. Sikap terbuka pihak wanita ini membuat pria merasa “dipercaya”. Mempercayai pria berarti bahwa wanita meyakini pria telah melakukan dan menginginkan yang terbaik bagi pasangannya.
2. Wanita membutuhkan pengertian, Pria membutuhkan penerimaan
Bila pria mau mendengarkan TANPA MENGHAKIMI, melainkan dengan empati saat wanita mengungkapkan perasaannya, wanita tersebut akan merasa dimengerti dan dipahami. Menunjukkan empati bukan berarti tahu detil pikiran seseorang, namun berusaha mengumpulkan makna dari yang ia dengar kemudian membenarkannya.
Jika wanita merasa dimengerti, ia akan menerima pria tanpa berusaha mengubahnya, dan pria pun akan merasa diterima.
3. Pria yang mempertimbangkan pikiran dan perasaan wanita, menanggapinya dan mengutamakan hak serta kebutuhan wanita, akan membuat wanita merasa dirinya dihormati sebagai individu yang “penuh dengan perasaan”. Wanita yang merasa dirinya dihormati tentunya dia akan mengakui manfaat dan usaha pria dalam rangka menghormati wanita. Untuk itulah wanita akan menghargai segala yang telah dilakukan pria. Penghargaan merupakan reaksi alamiah dari perasaan dukungan. Setelah merasa dihargai, pria akan tahu bahwa usahanya tidak sia-sia, maka ia lebih bersemanngat dan terdorong menghormati pasangannya.
4. Pria merasa perlu dikagumi oleh wanita, karena hal ini dapat menyebabkan self-esteemnya naik. Bila pria merasa dikagumi, ia akan merasa cukup aman untuk membaktikan dirinya dan memberikan loyalitas yang didamba wanita.
5. Pria yang tidak menentang, menyalahkan perasaan dan kebutuhan spesifik wanita, bahkan menerimanya dan menegaskan keabsahannya akan membuat wanita benar-benar merasa dicintai. Sikap pengabsahan dari pria ini menunjukkan adanya pembenaran bahwa wanita memang berhak merasakan apa yang memang sedang dirasakannya. Mudahnya, jika pria mudah “mengiyakan” (menghargai sudut pandang wanita meskipun dia punya sudut pandang berbeda) perasaan yang sedang dialami wanita, akan membuat wanita juga memberikan persetujuan yang berupa pengakuan kebaikan pria itu atas penegasan dan pembenaran yang ia berikan terhadap perasaan wanita.
Artinya : jangan menyalahkan wanita hanya karena dia mudah terharu karena kelembutan hati istri…bahkan sang suami seharusnya “mengiyakan” bahwa istrinya pantas terharu karena tiap individu punya tingkat kepekaan berbeda. Catatan: ini jika memang kaitannya dengan hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat ya...semacam jika si istri menangis sedih ketika membaca artikel tentang bayi yang dibuang oleh ibu kandungnya.
6. Wanita memerlukan “jaminan” dari pria berupa perkataan dan perbuatan bahwa dirinya diCINTAI, dimengerti, dihargai, dikasihi, disayangi oleh pasangannya sehingga wanita ini akan merasa aman dan nyaman. Dan ingat! Wanita TIDAK cukup diyakinkan hanya sekali untuk membuat dirinya merasa dicintai. Penanaman keyakinan atas jaminan ini harus dilakukan berulang kali, terlebih jika wanita sedang berada dalam “zona degradasi krisis kepercayaan”. Terkadang pria salah beranggapan bahwa cukup sekali saja pernyataan kecintaannya pada wanita. Ohhh wanita tidak seperti itu bang…
► 3. PERBEDAAN KARAKTERISTIK KHAS PRIA DAN WANITA
a). Perbedaan Pria dan Wanita dalam menghadapi stress
Pria identik dengan “gua”, wanita identik dengan “gramophone”. Artinya, pria itu kalau sedang ada masalah, menyembunyikan diri di gua, sedangkan wanita banyak menggunakan kata-kata.
Seorang pria ketika menghadapi masalah akan bersembunyi di guanya, memikirkan solusi, memerlukan “pendinginan” diri. Saat pria marah atau risau pun, dia cenderung tidak membicarakan apa yang merisaukan hatinya agar tak menjadi beban bagi rekan-rekannya. Kalau ia belum menemukan solusi, atau beban hatinya belum berkurang…pria akan melakukan sebuah “kompensasi” dengan sesuatu hal yang menjadi hobinya agar tingkat stresnya berkurang. Ketika ia memang butuh bantuan pemecahan masalah, barulah ia akan berbicara dengan teman pria kepercayaannya (baca:curhat). Jika ia sudah merasa lebih baik, dia akan kembali keluar dari guanya kemudian menjalani aktivitas seperti biasanya. Lain halnya dengan wanita, ia akan memperoleh KELEGAAN dengan berbagi cerita detil panjang lebar terhadap orang yang dipercayainya, bahkan bisa jadi ia bercerita tentang apa yang dirasakan dan dilaluinya kepada orang-orang di sekitarnya..Maka dari itu wahai suami…janganlah heran ketika tiba-tiba istrimu bercerita tentang banyak hal ini itu yang telah dia alami.
SOLUSI bagi suami: Jika memang pria harus masuk ke dalam guanya, berikan jaminan bahwa setelah engkau merasa baikan, maka kau akan kembali dengan penuh cinta kepada istrimu. Bicaralah padanya, bahwa kau hanya butuh pendinginan diri.
SOLUSI bagi istri: Saat pria harus masuk gua, bersikaplah mengerti…karena itu bukan berarti dia tidak mencintaimu. Dia hanya perlu sedikit waktu memecahkan masalahnya. Jangan jadikan suami satu-satunya “gantungan” tempat bercerita. Jika memang keadaannya tidak memungkinkan untuk banyak bercerita kepada suami karena suami lelah, sibuk atau yang lain…kau juga bisa berbagi dengan sahabat kepercayaanmu.
b). Alasan utama pria berbagi dan wanita berbagi
Pria berbagi dengan temannya jika memang ada masalah yang belum bisa dipecahkannya sendiri. Sedangkan wanita berbagi jika sedang ada kegalauan, masalah yang dipunyai, atau jika semua informasi yang dia terima di hari itu terus saja berputar-putar di kepala. Wanita cenderung melakukan rewind atas informasi yg ada di kepala mereka selama berkali-kali. Satu-satunya cara untuk menghentikan itu adalah dengan mengungkapkannya, dengan cerita atau curhat ke orang lain. Berbicara membantu wanita dalam mengklasifikasikan dan menata informasi di kepala dan itulah cara alamiah wanita mengurangi beban di hatinya. Karena dengan bercerita dan mengeluarkan apa yang ada dalam hatinya, wanita akan merasakan “plong” dan stresnya pun berkurang.
Wanita berkomunikasi untuk mengekspresikan diri, memberikan support kepada orang lain, dan secara umum; untuk membina hubungan. Sementara itu pria berkomunikasi lebih untuk bertukar informasi, memecahkan masalah, atau bahkan untuk menunjukkan dominansi.
c). Pria sebagai “pemberes masalah” dan wanita sebagai “ahli perbaikan diri”
Pria menonjolkan kekuatan pikiran sehingga perhatian mereka lebih mengacu kepada barang (benda mati), sedangkan wanita lebih mengedepankan sisi perasaan sehingga mereka lebih tertarik pada “manusia”. Bagi pria mencapai sasaran amat penting karena itu yang membuktikan kemampuannya. Supaya puas dengan kemampuannya, dia harus mencapai sasaran itu sendiri. Untuk itulah, wanita perlu memahami bahwa pria sangat tidak suka dikoreksi atau terlalu diatur tentang yang harus dilakukannya. Pria ingin menangani sendiri, maka pria jarang berbicara masalah yang ia hadapi kecuali jika dia butuh “penasihat ahli”. Karena ia hanya pergi ke penasihat ahli jika ia butuh solusi, maka itu juga yang ia lakukan ketika wanita berbicara tentang masalahnya di hadapan pria.
Otak pria secara naluriah akan berpikir bagaimana pemecahan masalah yang akan dia ambil ketika wanita membicarakan kesulitan-kesulitan atau perasaannya. Ingat satu hal! Tujuan utama pria curhat kepada teman prianya adalah untuk meminta bantuan solusi…tapi ini kurang berlaku bagi wanita. Karena wanita seringkali bercerita hanya untuk BERBAGI, bukan untuk meminta solusi.
Sebagaimana tadi sempat disinggung di atas, bahwa wanita lebih beorientasi kepada “manusia”, sehingga ia menjadi sosok yang penuh kasih menawarkan bantuan kepada siapapun yang dirasa membutuhkan. Tapi tunggu dulu…banyak menawarkan bantuan dan nasihat yang tidak diminta pria untuk perbaikan tidak selalu dianggap sebagai nilai plus wanita di mata pria.. Karena ingat…jika mereka terlalu di”ceramahi”, di “cereweti” malah justru membuat mereka merasa DIKUASAI.
SOLUSI bagi suami: Jadilah pendengar yang baik bagi istri, karena tabiat mereka dalam menghadapi berbagai perasaan yang ada dalam dada mereka itu dengan BERCERITA. Dan siapa lagi sahabat yang paling dekat dengan istri selain suami?? Seorang suami tidak perlu berpikir keras saat istrinya bercerita panjang lebar…karena belum tentu ia minta pemecahan . Berilah pemecahan jika memang istri meminta, jalankan tugasmu dan jadilah Sang Pemecah Kesulitan yang baik. Namun jika istri hanya bercerita saja…dengarkan dengan sabar dan penuh empati, seraya bersungguh-sungguh berusaha memahami perasaan wanita >> be a good listening ear and a swell hubby..
Seperti halnya pria merasa puas karena menguraikan detil rumit MEMECAHKAN PERSOALAN, wanita merasa puas karena membicarakan detil KESULITAN.
SOLUSI bagi istri : Tahanlah dulu mengkritik ataupun memberi masukan perbaikan jika memang suami tidak banyak meminta. Karena seorang suami tidak akan suka jika istrinya terlalu banyak mengatur ini itu, apalagi mengungkapkan dengan gamblang sisi kesalahan suami. Oleh karena itu, hendaknya seorang istri juga bisa menjadi penegur yang cerdas, bijak, lembut lagi arif.
d). Mekanisme Percintaan
Pria seperti karet gelang dan wanita seperti gelombang
Karet gelang merupakan kiasan terhadap siklus keakraban laki-laki dalam dinamika cintanya,mendekat…lalu menjauh hingga rentang tertentu kemudian mendekat lagi. Kaum wanita menarik diri dari cinta pasangan untuk alasan bila ia tidak yakin pria itu dapat memahami perasaannya, bila ia pernah dilukainya atau takut dilukai lagi, atau bila pria pernah melakukan kesalahan dan mengecewakannya. Pria menarik diri dengan alasan sama namun terkadang pria menarik diri untuk memuaskan hasrat kebebasan, kemandirian, atau otonomi. Setelah menarik diri atas alasan ini, pria pun akan kembali mendekat karena dia membutuhkan kehangatan dan cinta yang biasa dia dapatkan dari pendamping hidupnya. Saat ia kembali dari penarikan diri karena kemauannya sendiri, pria akan berada pada tingkat kehangatan yang sama sebelum dia meninggalkan pasangannya. Dan keadaan yang tarik ulur ini bisa membuat wanita “kaget” karena perubahan yang ada pada diri pria. Maka, berikanlah pengertian bahwa itu saatnya bagi pria untuk menjalin kemesraannya kembali dengan wanita setelah sekian lama “menghilang dari peredaran”.
SOLUSI bagi pria:
1. Wanita tidak selamanya bisa menjadi “pembaca pikiranmu”. Jadi, komunikasikan dengan baik bahwa engkau perlu mengambil jeda barang sebentar untuk “refresh”. Dan pastikan bahwa kau akan kembali lagi padanya setelah menarik diri beberapa saat.
2. Jangan mencoba memaksakan diri mendengarkan wanita jika memang tidak sanggup
3. Pahami penderitaannya selama sang pria meninggalkan wanita. Pria butuh kebebasan untuk kembali mencintai, wanita pun membutuhkan kemesraan untuk kembali mencintai.
SOLUSI bagi wanita : Siklus pria tentu berbeda dengan wanita. Jadi, tidak usah terlalu cemas dan risau jika pasangan tiba-tiba menjauh tanpa ada alasan yang jelas. Mungkin dia hanya butuh “vakum” sejenak dari siklus kemesraan. Karena jika wanita malah mengejar dan memburu pria pada masa penarikan diri itu, sama artinya pria tidak diberi ruang kebebasan untuk “menggeliat.”>>paham kan istilah saya? Cari saja kegiatan positif yang bisa dilakukan wanita. Dan ketika pria sudah kembali dari tempat pengasingannya, cobalah meminta dia mendengarkanmu tanpa memintanya untuk banyak berbicara. Once more, jika kita ingin pria banyak membuka hatinya…bukalah dulu diri kita.
Wanita seperti gelombang, ketika ia merasa dicintai emosinya bisa naik turun. Ketika ia merasa amat dicintai maka perasaannya akan naik, namun jika ia sedang “down” maka hatinya kosong dan perlu diisi cinta kembali. Manakala gelombangnya mencapai dasar, wanita akan lebih MUDAH TERLUKA, dan membutuhkan lebih banyak dukungan cinta dari pasangannya. Siklus ini terus berjalan…naik dan turun. Kaum pria yang kurang memahami siklus gelombang pada wanita bisa saja kurang sabar karena dia mendapatkan pokok permasalahan yang membuat wanita “down” selalu berkisar pada itu-itu saja. Padahal justru saat itulah pasangannya harus bisa sabar dan mengerti bahwa turunnya emosi wanita meruakan indikasi tanki cinta wanita sudah harus diisi kembali. Memberikan dukungan pada wanita saat ia masuk ke dalam dasar “palung melankolismenya” merupakan pemberian istimewa yang akan disambut wanita dengan penuh rasa terima kasih dan cinta kasih.
Masing-masing pihak memiliki siklusnya, sehingga diperlukan adanya sikap pengertian dan saling memberikan dukungan di sini. Mengharapkan cinta yang terus ada secara statis ibarat mengharap cuaca tidak akan berubah dari hari ke hari. Padahal sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hidup penuh irama dan ritmik yang berbeda-beda. Jadi, pahami dan hargailah dirimu dan diri orang lain.
5. Berbicara dalam bahasa yang berbeda
Wanita berbicara dengan luapan emosi
Kosakata bukanlah keahlian dasar para wanita, sehingga ketepatan arti menjadi kurang relevan bagi mereka. Untuk dapat mengungkapkan perasaan-perasaan secara utuh, wanita menggunakan berbagai macam superlative, metaphor, dan generalisasi. Tapi pria sedemikian peka dengan perkataan, dia menanggapinya secara harfiah dan literal, apa adanya, kata per kata sesuai dengan arti dasarnya.
Contoh :
Seorang istri berkata, “Mas tuh nggak pernah dengerin saya.”
Arti yang dimaksud sang wanita: Mas memang telinganya mendengar, tapi nggak/kurang paham dengan yang saya maksudkan, dan kurang peduli perasaan saya.
Akan tetapi, dalam bahasa kaum pria, kata “tidak pernah” memberikan pengertian bahwa pria memang tidak pernah sekalipun menggunakan telinganya untuk mendengar. Sudah barang tentu si pria pasti akan menolak klaim wanita.
Rangkuman :
1. Pria itu gua, wanita gramophon. Artinya, pria itu kalau sedang ada masalah, menyembunyikan diri seperti gua, sedangkan wanita banyak menggunakan kata-kata.
2. Pria itu seperti wafer, wanita seperti bakmi. Kalau berpikir, pria itu senang mengotak-kotakkan masalah. Dia menangani satu kotak lebih dulu, setelah selesai baru kotak berikutnya. Cara berpikir wanita bisa saling membelit dan berhubungan seperti bakmi.
3. Pria itu seperti kerang, wanita seperti linggis. Begitu ada masalah pria langsung menarik diri seperti kerang yang menutup, sedangkan wanita suka mencongkelnya dengan pertanyaan yang kadang membuat pria semakin jengkel.
4. Pria itu seperti karet gelang, wanita itu seperti gelombang. Ketika masalah datang menghadang, pria bisa maju-mundur seperti karet gelang. Dia bisa membaca situasi kapan harus maju dan kapan mundur kembali. Wanita seperti gelombang. Jika sedang happy emosinya langsung naik dan melakukan tindakan yang spektakuler. Namun, begitu tersinggung, dia bisa menarik diri kembali ke laut yang dalam.
5. Pria itu seperti timba, wanita itu seperti sumur. Ketika bercakap-cakap dengan orang lain, pria mencoba menarik keuntungan sebanyak mungkin dari teman bicaranya. Sedangkan wanita senang memberikan pandangan dan pendapat tanpa diminta.
6. Pria itu seperti pahlawan, wanita seperti pendongeng. Hidup pria merasa sangat berharga jika dia merasa dibutuhkan orang lain. Itulah sebabnya, pria yang menganggur lebih mudah putus asa daripada wanita yang menganggur. Wanita sebaliknya justru merasa dihargai dan dihormati kalau suaranya didengar.
7. Wanita punya Indera perasa yang lebih baik
Indera perasa dan pencium-bau wanita lebih bagus ketimbang pria. Kita punya 10.000 reseptor rasa untuk mendeteksi paling tidak empat rasa; manis dan asin di ujung lidah, getir/asam di sisi lidah, dan pahit di belakang lidah. Pria punya keunggulan dalam merasakan asin dan getir,. Dan wanita lebih unggul dalam merasakan manis dan rasa gula, sehingga lebih banyak wanita ketimbang pria yang “mengidap” chocoholics.
Mengapa pria disebut “tak peka”?
Dalam dunia wanita yang lebih peka, mereka berharap pria bisa membaca sinyal bahasa tubuh, vokal atau verbal mereka, seperti yang wanita lain biasa lakukan. Secara diam-diam, wanita berasumsi bahwa pria akan tahu apa yang dia (wanita) inginkan atau butuhkan. Lalu ketika yang terjadi tidaklah demikian, wanita menuduh pria sebagai “tak peka dan tak berperasaan”. Sang pria pun protes “Memangnya saya ini pembaca pikiran apa?!”
8. Wanita punya pendengaran yang lebih baik
Wanita memiliki pendengaran yang lebih baik ketimbang pria dan juga dalam membedakan suara ber-pitch tinggi. Otak wanita telah diprogram untuk bisa mendengarkan tangisan bayi di malam hari, yang mana itu tidak akan membuat sang bapak terbangun. Bila ada anak kucing menangis di kejauhan, wanita akan bisa mendengarnya, sementara sang pria dengan kemampuan direksional & spasialnya bisa mendeteksi di mana anak kucingnya berada. Wallaahu a'lam.
Maraji':
1. Gray, Ph.D, John. 2008. Why Mars & Venus Collide. Cetakan Pertama. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
2. Gray, Ph.D, John. 2008. Men are from Mars women are from Venus. Cetakan ke-18. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
3. Artikel ringkasan point2 dari buku Men like waffles and Women like spaghetties.
NB:
1. Artikel ini repost, tapi sudah saya revisi. Apabila ada yang kurang tepat, silahkan katakan saja agar dapat saya perbaiki.
2. Jika ada yang hendak menyebarkan, tidak usah meminta ijin.
Label:
Enlighting,
My sons,
parents